Monday, 6 April 2015

Art of Ari-ari Placenta

Plasenta atau kalau di Jawa kami menyebut ari-ari, mempunyai fungsi dan peranan penting saat kehamilan bagi pertumbuhan bayi. Seberapa penting kah peranan plasenta? dan apakah plasenta itu?

Plasenta atau Ari-ari, orang Jawa menganggap bahwa plasenta merupakan Adik bayi. Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar filosofi kakang kawah, adi ari-ari (Kakak air ketuban, adik plasenta). Kenapa bisa di sebut demikian? Jika kita amati pada beberapa persalinan air ketuban cenderung akan pecah (lahir) duluan kemudian disusul lahirnya bayi (walau ada beberapa yang lahir dengan selaput ketuban).

Orang Jawa beranggapan bahwa air ketuban, bayi dan ari-ari merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Karena memang sejatinya ketiga komponen tersebut mempunyai peran, fungsi dan tugas masing-masing serta saling terkait satu sama lainnya.

Setelah lahir plasenta memang tidak mempunyai peranan lagi, terlebih ketika tali pusat hanya tinggal whortoon jelly saja. Namun, secara spiritual, ari-ari tetaplah bagian dari bayi yang tidak dapat dipisahkan, mereka mempunyai energy sendiri.

Beberapa saya mempunyai cerita dari teman dan keluarga mengenai hubungan ari-ari dan bayi. Jika di Jawa, kami mempunyai tradisi merawat plasenta dengan menanam ari-ari yang dimasukkan ke kendil terlebih dahulu, dan di dalam kendil tersebut berisi sisir, sirih, kaca dll. atau ada yang hanya sekedar dimasukkan ke dalam kendil lalu ditanam di depan rumah. Setelah ditanam, biasanya orang Jawa akan menerangi dengan lampu diatas tanah tempat ditanamkan ari-ari. Saya pernah bertanya pada guru SMP saya mengenai tradisi orang Jawa menanam ari-ari ini, dan beliau menjelaskan agar lampu ini menerangi adiknya si bayi, karena ari-ari juga bernyawa istilahnya. Saya masih ingat ketika Ibu yang saya dampingi pesalinannya bercerita tentang anaknya yang nangis semalaman karena lampu yang menerangi ai-ari ini dipadamkan orang, lalu di hari berikutnya ketika lampu menyala bayinya bisa tidur pulas, di hari berikutnya lampu dipadamkan orang lain dan membuat anaknya menangis semalaman lagi. Entah mitos atau tidak tetapi nyata-nyatanya ini berhubungan satu sama lain.

Ada lagi cerita dari saudara saya, ketika anaknya sakit demam tinggi, kemudian diminumkan air seduhan dari ari-ari yang sudah puput, anaknya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa diberi obat. Ya, saya bisa memahami yang ini karena di dalam tali pusat terdapat stem sel (calon sel).

Saya juga teringat ada temen saya waktu doula wokshop di Bali bercerita tentang ari-ari bayinya yang dibuang oleh nakes yang menolongnya di tempat sampah, beliau sangat bersedih dan mencari ari-arinya sampai mengorek-orek tempat sampah. Pas giliran ketemu, beliau senang sekali dan teraru bahagia. Kemudian, merawat, membersihkan ari-ari tersebut dan menanamnya dan di tanami pohon di atasnya. Sambil menangis beliau menceritakan kisahnya dan berpesan kepada kami agar menghormati dan merawat ari-ari jika kami melahirkan atau klien yang kami dampingi

Betapa beruntungnya saya tinggal di tempat dimana budaya, adat dan istiadat masih dilakukan. Saya pecaya apa yang sudah diwaiskan oleh leluhur kita sejatinya mengingatkan pada keselarasan terhadap diri, alam dan Allah SWT.

No comments:

Post a Comment