Lain halnya dengan cerita ibu
yang saya dampigi persalinannya. Ketika usia kehamilan 8 bulan saat USG dokter
mengatakan bahwa bayinya terlilit tali pusat satu kali longgar. Dokter mengatakan
bahwa tidak apa-apa tali pusat melilit leher bayi, tetap bisa melahirkan
normal. Walaupun saat itu dokter sudah megatakan tidak ada masalah dengan
terlilit tali pusat, tetapi saja hal itu membuatnya menjadi sangat khawatir.
Dua cerita itu mewakilkan
perasaan ibu-ibu hamil yang khawatir tentang lilitan tali pusat. Sepertinya hal
ini menjadi “momok” tersendiri bagi mereka. Kalau diingat-ingat jaman dulu sama
sekali tidak menghawatirkan adanya lilitan tali pusat. Selalu bangga atau
senang karena jika bayinya terlilit tali pusat, dianggap akan “wangun” atau
pantas memakai baju apa saja. Ini mitos sebenernya, tapi mitos yang menenangkan
menurut saya karena ibu hamil tidak akan jadi stress memikirkan tali pusat yang
melilit bayinya.

25% bayi dengan kondisi terlilit tali pusat
(Ina May Gaskin. Spiritual Midwifery). Dari sumber studi lain menyebutkan bahwa
10-37% akan mengalami lilitan tali pusat dari semua bayi yang ada entah di usia
berapa pun dan kebanyakan diantara mereka adalah laki-laki (Adinma, 1990; Miser, 1992; Rhoades et al, 1999) . Karena laki-laki
kebanyak mempunyai tali pusat yang panjang (Rogers et al, 2003). Adanya
lilitan tali pusat ini sebenarnya tidak membahayakan bayi, mereka masih
mendapatkan oksigen dari tali pusat.t
Tali pusat akan melilit bayi di daerah
leher, kepala, badan atau di bisa di seluruh bagian tubuh bayi. Sebagian besar
akan melilit di leher. Tali pusat yang melilit bisa satu kali, dua kali, atau beberapa kali, namun umumnya hanya satu kali.
Persalinan dan Kelahiran
Proses persalinan dengan lilitan
tali pusat adalah aman. Tidak ada indikasi untuk dilakukannya SC dengan kasus
ini (RCOG.2009). Saat proses persalinan, bayi, tali pusat dan fudus (bagian
paling atas rahim) akan bekerja sama untuk turunnya bayi. Kadang ketika
persalinan dinyatakan gagal ( tidak ada progress) atau diakhiri dengan SC, dan
saat SC diketahui bahwa bayinya ada lilitan tali pusat, sering kali ini akan
menjadi alasan mengapa bayinya tidak turun. Jika diingat,bayi butuh waktu untuk
turunnya kepala dan berprogress bersalin. Alangkah lebih bijaknya jika tidak
ada alasan untuk mengakhiri persalinannya dengan SC adalah menunggu bayi itu
turun dengan sendirinya.
Tali pusat yang longgar tidak
akan menyebabkan masalah (Reed et al. 2009). Bayi-bayi tetap akan mendapatkan
oksigen seiring dengan darah yang mengalir melalui pmbuluh darah yang ada di tali
pusat. Apabila pernah mendengar bayi tercekik saat proses keluarnya kepala
bayi, ini dikarenakan bayi biasanya terlilit beberapa kali. Itu bukan berarti
bayinya tidak mendapat oksigen sama sekali. Oksigennya masih mengalir di
pembuluh darah, namun dalm jumlah sedikit karena terkompresi vagina, tapi bukan
tidak ada sama sekali. Kondisi ini menyebabkan bayi akan mengalami shorther
hipoksia (kekurangan oksigen dalam jangka waktu pendek),tetapi ini akan segera
pulih jika tidak langsung di potong tali pusatnya (Reed et al.2009) saat
transformasi nafas dan proses belajar nafas, bayi tetap mendapat aliran oksigen
dari tali pusat.
Bagaimana jika Terlilit?
Bagaimana jika bayi kita terlilit
tali pusat? Tidak perlu khawatir dengan kondisi ini, karena sekali lagi ini adalah
aman. Coba saja mengkomunikasikan dengan bayi, ajak bayi bicara dengan harapan
bayi mau membebaskan lilitannya. Ini pula yang dilakukan ibu yang saya dampingi
tadi, dengan mengkomunikasikan ke bayinya dan bayinya berhasil bebas tadi
lilitan tali pusat menjelang persalinannya.
Sumber
Gaskin, Ina May. Spiritual Midwifery Revised Edition.Tenness: 1980
Reed, R et al.Nuchal cord : Sharing the Evidence with Parents in British Journal of Midwifery.2009
http://midwifethinking.com/2010/07/29/nuchal-cords/by Rachel Reed
No comments:
Post a Comment